Senin, 25 Maret 2013

BAGAIMANA MENGELOLA BISNIS



Cara mengelola bisnis :

Merupakan upaya pengaturan secara menyeluruh guna menjalankan usaha bisnis yang profesional dan menghasilkan tujuan bisnis yang diinginkan. Manajemen bisnis dibutuhkan dalam rangka tercapainya sebuah tujuan sebuah usaha bisnis baik aspek profit maupun tujuan lain sesuai yang diinginkan oleh pihak pengelola bisnis.

Pengaturan diperlukan agar tidak sembarangan, mampu melakukan perencanaan, target-target, mengantisipasi kemungkinan resiko bisnis seperti membuat rancangan global (business plan). menyangkut bagaimana manajemen bisnis serta perencanaannya dari berbagai aspek, seperti manajemen (pemasaran, produksi, finansial dan sebagainya.

Beberapa patokan utama manajemen bisnis diantaranya adalah beberapa hal berikut ini:
1.         Manajemen produksi
Merupakan  pengaturan dan perencanaan ketersediaan bahan baku atau jadi yang siap dipasarkan pada perusahaan bisnis. Manajemen bisnis bidang produksi menyangkut bagaimana proses produksi itu bisa berlangsung dengan baik sehingga mampu menghasilkan produk atau layanan yang diminati oleh konsumen.
2.         Manajemen pemasaran
Menyangkut  segala perencanaan, bentuk, target serta tujuan dan hasil dari proses marketing atau pemasaran. Penjualan yang meningkat dan upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen merupakan target utama dari sebuah manajemen pemasaran.
Tanpa manajemen pemasaran baik, perusahaan akan mengalami kondisi sulit dalam pemasukan atau income yang diperoleh. Pemasaran memegang peran vital terhadap eksistensi sebuah perusahaan.
3.         Manajemen distribusi
Manajemen bisnis bidang distribusi memegang peran mendukung manajemen pemasaran. Meskipun pemasaran telah berjalan dengan baik, namun apabila manajemen distribusi mengalami hambatan, maka marketing juga akan terganggu. Proses penyaluran barang produksi atau layanan jasa kepada konsumen sangat ditentukan oleh bagaimana pola manajemen distribusi tersebut dirancang oleh sebuah perusahaan.
4.         Manajemen financial
Manajemen finansial dalam usaha bisnis menyangkut transparansi dan pengelolaan sirkulasi keuangan perusahaan. Manajemen keuangan menyangkut bagaimana keuangan perusahaan mampu dibagikan sesuai dengan anggaran yang dimiliki.
Tanpa adanya sebuah manajemen bisnis yang baik di bidang keuangan, biasanya perusahaan tidak mendapatkan data keuangan yang jelas. Hal ini biasa dialami oleh para pengelola bisnis kecil yang masih amatiran, dimana manajemen keuangan jarang diperhatikan sehingga untung atau ruginya saja sebuah usaha bisnis sulit ditentukan.

Langkah awal manajemen efektif adalah menetapkan sasaran (goal)/ tujuan (objective) yang diharapkandan / dicapai. Tujuan bisnis adalah sejumlah sasaran yang diharapkan dan direncanakan untuk dicapai oleh perusahaan Tujuan dapat dicapai bila perusahaan mampu mengimplementasikan langkah/ strategi yang tertuang di dalam perencanaan.

Menetapkan Sasaran Bisnis
Adalah pembentukan target, dimana organisasi dan manager mengukur keberhasilan dan kegagalan dari setiap level kegiatan.

Tujuan penetapan sasaran organisasi:
1)         Menyediakan arah dan pedoman bagi manajer pada semua level
2)         Membantu perusahaan mengalokasikan sumberdaya, wilayah di mana diharapkan untuk tumbuh sebagai prioritas utama.
3)         Membantu menetapkan budaya perusahaan.
4)         Membantu manajer dalam menilai kinerja perusahaan.





Macam-macam sasaran:
Tujuan perusahaan tergantung maksud dan misinya, setiap perusahaan memiliki sasaran:
1)         Jangka Panjang
Tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu relatif panjang, biasanya 5 tahun atau lebih dimasa yang akan datang.
2)         Jangka Menengah
Tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek, biasanya 1-5 tahun.
3)         Jangka Pendek
Tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang relatif pendek, biasanya kurang dari 1 tahun.

PERUMUSAN STRATEGI
Adalah penciptaan program yang luas untuk menetapkan dan mencapai sasaran organisasi.

Adapun macam-macam strategi:
a.         Strategi Korporasi (Corporate strategy )
menentukan keseluruhan sikap langkah perusahaan terhadap pertumbuhan dan cara perusahaan mengelola bisnis atau lini produknya , seperti : meningkatkan aktifitas/ investasi termasuk penghematan.
b.         Strategi Bisnis (Business / Competitive Strategy )
Strategi yang diambil pada level unit-unit usaha/ lini produk yang difokuskan pada peningkatan posisi saing perusahaan.
c.          Strategi Fungsional ( Functional Strategy )
Para manajer dalam bidang spesifik hanya memutuskan cara terbaik mencapai tujuan perusahaan dengan menjadi seproduktif mungkin.

Langkah – langkah perumusan strategi:
·           Menetapkan Sasaran Strategis.
Sasaran strategis adalah sasaran jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi perusahaan. Setelah sasaran strategis ditetapkan biasanya perusahaan menempuh proses yang disebut analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity and Threat). SWOT adalah proses Identifikasi dan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman lingkungan sebagai bagian dari perumusan strategi.
·           Menganalisis organisasi dan lingkungannya.
Analisis lingkungan adalah proses analisis terhadap lingkungan usaha dari ancaman dan kesempatan organisasi. Analisis organisasi adalah proses analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan.
·           Menyesuaikan organisasi dan lingkungannya.
Menyesuaikan ancaman dan kesempatannya terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan adalah inti perumusan strategi.

Tingkatan Perencanaan

1.         Perencanaan Strategis
Merefleksikan keputusan-keputusan tentang alokasi sumberdaya, prioritas perusahaan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapaitujuan-tujuan strategis tersebut.
Biasanya dibuat oleh Dewan Direksi dan Manager Puncak.
2.         Perencanaan Taktis
Perencanaan dengan rentang yang lebih pendek untuk mengimplementasikan aspek-aspek tertentu dari perencanaan strategis perusahaan yang biasanya dibuat oleh Manager Level Menengah Keatas
3.         Perencanaan Operasional
Biasanya dibuat oleh manager level menengah kebawah untuk menentukan target2-target jangka pendek: harian, mingguan dan bulanan

Perencanaan Kontinjensi Dan Manajemen Krisis

Terkait dengan lingkungan usaha yang sulit diprediksi, dan dapat menyebabkan masalah utama yang tidak diharapkan, perusahaan mengembangkan 2 metode perencanaan:
1.         Perencanaan Kontinjensi
Menghargai kebutuhan untuk menemukan solusi pada aspek2 masalah tertentu
2.         Manajemen Krisis
Adalah metode-metode organisasi terkait dengan hal-halyang bersifat darurat yang memerlukan penanganan segera.
Proses Manajemen
Meliputi proses Perencanaan, pengorganisasia, Pengarahan, dan Pengendalian seluruh aspek organisasi: keuangan, fisik, manusia, sumber-sumber informasi dalam mencapai tujuan perusahaan.

Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dan bagaimana cara terbaik untuk melakukan hal tersebut.

Pengorganisasian
Proses manajemen dalam menetapkan cara terbaik dalam rangka mengatur sumberdaya dan aktivitas organisasi, sehingga menjadi struktur yang padu.

Pengarahan
Proses manajemen pengarahan dan pemotivasian karyawan agar sesuai dengan upaya pencapaian tujuan organisasi.

Pengendalian
Adalah proses manajemen yang memonitor kinerja organisasi untuk memastikan sesuai dengan upaya-upaya pencapaian tujuan organisasi.

The Five Forces Model of Industry Competition dari Michael Porter

Michael Porter, seorang Profesor manajemen strategik dari Harvard University menyatakan, terdapat lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam industri, yaitu :
  • Ancaman dari pendatang baru ( threat of new entrants ). Pendatang baru dapat membahayakan perusahaan-perusahaan yang telah ada, karena menghasilkan kapasitas produksi tambahan, dimana kapasitas tambahan ini akan menekan agar biaya bagi pembeli rendah, yang mengakibatkan turunnya penjualan dan laba bagi perusahaan yang ada dalam industri tersebut. Seringkali pendatang baru memiliki sumber daya dalam jumlah besar dan memiliki kemauan yang kuat untuk memperoleh pangsa pasar.
  • Ancaman dari produk pengganti ( threat of substitute products ). Apabila harga yang ditawarkan produk pengganti tersebut akan lebih murah/rendah dan mutu serta kemampuan kinerja produk pengganti tersebut sama atau melebihi dari produk sebelumnya.
  • Kekuatan tawar-menawar dari pemasok ( bargaining power of suppliers ). Pemasok merupakan ancaman serius bagi perusahaan-perusahaan, jika berintegrasi ke depan ke arah industri pembeli. Misalnya, produsen pakaian yang memilih untuk membuka toko pakaian sendiri, sehingga menjadi ancaman bagi toko pakaian yang lain, terutama bagi toko yang dulu membeli pakaian dari produsen tersebut.
  • Kekuatan tawar-menawar dari pembeli ( bargaining power of buyers ), dimana pembeli lebih suka membeli produk dengan harga serendah mungkin. Hal ini mengakibatkan industri dapat memperoleh pengembalian ( laba ) serendah mungkin. Pembeli akan menuntut kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik serta harga yang murah, dimana hal ini mendorong persaingan antar perusahaan dalam suatu industri.
  • Persaingan kompetitif di antara anggota industri ( rivalry among competitive firms ), dimana perusahaan bersaing secara aktif satu dengan lainnya untuk mencapai daya saing strategis dan laba yang tinggi. Pencapaian hal-hal tersebut, menuntut keberhasilan yang relatif terhadap para pesaing, dengan demikian persaingan yang terjadi antara perusahaan-perusahaan tersebut distimulasi pada  saat satu  atau lebih perusahaan merasakan tekanan persaingan atau apabila mereka mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan posisi pasar mereka. Karena perusahaan-perusahaan dalam industri bergantung satu sama lain, tindakan satu perusahaan seringkali mengundang reaksi dari pesaingnya
 

Marketing mix harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal.

Faktor eksternal (faktor diluar jangkauan perusahaan) terdiri dari pesaing, teknologi,
peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya.
Factor  internal adalah variabel-variabel yang terdapat dalam marketing mix
yakni : Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion.
Pengertian marketing mix menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Principles of Marketing, adalah : “Marketing mix is the set of marketing foola that the firm uses to pursite its marketing objectives in the target market”.

Sedangkan, pengertian marketing mix menurut William J. Stanston, dalam bukunya yang bertajuk Fundamentals of Marketing, adalah : “Marketing mix is the term that is used to described the combination of the four inputs that constitute the core of an organization’s marketing system. These four elements are the product offering, the price structure, the promotion activities, and the distribution system”.

Dari definisi-definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa marketing mix merupakan kombinasi dan empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin.
Variabel-variabel tersebut dapat dikelompokkan menajdi empat kelompok utama yang dikenal dengan 4 p’s yaitu :
a.         Product (Produk)
b.         Price (Harga)
c.          Promotion (Promosi)
d.         Place (Tempat)

Secara garis besar keempat variabel tersebut dapat dijelaskan melalui penjelasan masing-masing sebagai berikut :
a.         Product (Produk)
Definisi produk menurut Philip Kotler adalah : “A product is a thing that can be offered to a market to satisfy a want or need” . Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.
b.         Price (Harga)
Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.

Sedangkan Stanton mendefinisikan harga: “Price is the amount of money and or goods needed to acquire some combination of another goods and its companying services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.

Perusahaan menetapkan suatu harga dengan melakukan pendekatan penetapan harga secara umum yang meliputi satu atau lebih diantara tiga perangkat perimbangan berikut ini yakni:
1.          Cost-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya)
(a)       Cost-Plus-Pricing (Penetapan harga biaya plus)
Metode ini merupakan metode penelitian harga yang paling sederhana, dimana metode ini menambah standar mark-up terhadap biaya produk.
(b)       Break Even Analysis and Target Profit Pricing (Analisis peluang pokok
dan penetapan harga laba sasaran). Suatu metode yang digunakan perusahaan untuk menetapkan harga apakah akan break even atau membuat target laba yang akan dicari.
  2.          Value-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai)
Metode ini menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli (bukan dari biaya penjualan) untuk menetapkan suatu harga.
3.          Competition-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan persaingan)
(a)       Going-rate Pricing (Penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku)
Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang memperhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dan pesaing utamanya.
(b)       Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup)
Perusahaan menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku atas biaya atau permintaan perusahaan.

c.          Promotion (Promosi)
Definisi menurut Stanton adalah :“Promotion mix is the combination of operasional
selling, sales person, public relation. These are the promotional tools that help an
organization to achieve its marketing objective”. Sedangkan menurut Kotler yang
dimaksud dengan promosi adalah : “Promotion includes all the activities the company
undertakes to communicate and promote its product the target market”.
Menurut Philip Kotler promotion tools didefinisikan sebagai berikut :
1.          Advertising (Periklanan)
Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
2.          Personal selling (Penjualan perorangan)
Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.
3.          Sales promotion (Promosi penjualan)
Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan.
4.          Public relation (Publisitas)
Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi.

d.         Place (Tempat atau distribusi)
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the company undertakes to make the product accessible and available to target customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.

Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.

Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

1.        ANALISA SWOT
SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah STRENGHT  (Kekuatan), W adalah WEAKNESS  (Kelemahan), O adalah OPPORTUNITY  (Kesempatan), dan T adalah THREAT  (Ancaman).

Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya internal agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi berjalan maksimal.

Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi internal, akibatnya kegiatan-kegiatan organisasi belum maksimal terlaksana.

Opportunities (Kesempatan) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif.

Threatss (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.

Analisis swot adalah adalah suatu instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja.

2.        Matrix strategi

Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor SWOT diatas ditetapkan strategi-strategi seperti di bawah ini:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgilYR9aFnVbtv8n6x0wvHQ0yf1oJLuoH62XdOgwPBKKL4aA2lIMhOJzu_6h6w9vkkadRADsmatScWApMhQAxakbqxv_NCnbuObrhmvkt0rS3SlqsxikSP7njNXRW74N_NObwseYCjXp-w/s400/bego.jpg